watch sexy videos at nza-vids!
sukavagina

Koleksi Foto Vagina Wanita dari Yang Perawan Sampai Vagina Dower Tak Virgin

Gambar Vagina Imut Telanjang Indo (IGO) Asia Jepang Korea Arab India Amerika dan seluruh Dunia.

Kunikmati Perawan Bu Guru PKN Yang Seksi Toge Bohay

Kunikmati Perawan Bu Guru PKN Yang Seksi Toge Bohay

Aku siswa SMA di sebuah sekolah negeri Jakarta. Aku merupakan siswa yang dibilang cukup pintar di kelasku. Apalagi setelah aku menang olimpiade komputer tingkat provinsi, namaku jadi makin dikenal di sekolahku. Nilai-nilai ku di sekolah juga bisa terbilang bagus. Selalu dapat nilai di atas 7.

Kecuali pelajaran PKN, pelajaran yang paling susah menurutku. Aku tidak pernah mendapat nilai bagus. Paling bagus cuma dapat 7. Hari Rabu ini, aku belajar seperti biasa.

Tapi saat pelajaran PKN, bu Farah, guru PKN ku tidak masuk. Biasanya bu Farah tidak pernah telat. Seperti biasa, kalau tidak ada guru masuk, kami sekelas selalu ngobrol di kelas. Tiba-tiba ada seorang perempuan yang tidak kukenal masuk ke kelas ku.

Bu guru : “Hayoo jangan pada berisik. Oh iya perkenalkan, nama saya ibu Lisa. Umur 21 tahun. Ibu ada di sini karena ibu dipesan sama ibu Farah untuk mengajar di sini karena beliau sakit DBD. Ibu seterusnya akan menggantikan ibu Farah mengajar di sini selama 1 semester karena ibu lagi praktek kerja lapangan untuk belajar jadi guru.”

“Yaaaahhhhhh but Farah enggak masuk deh,” jawab teman-temanku serentak sambil senyum.

Bu Lisa : “Halah ibu tau kalian pada senang kan? Oke ibu dipesan kalau hari ini ibu ngajar bab 2. Coba buka buku kalian.”

Anak-anak : “Iya buu.”

Anak-anak begitu antusias ketika pertama kali diajar bu Lisa. Dulu selama diajar bu Farah tidak pernah seperti ini. Bu Lisa masih muda, cantik, baik lagi. Coba dia jadi pacarku, wah aku senang banget, pikirku dalam lamunanku. Sejak kehadiran bu Lisa, aku lebih sering melamun. Terlalu sering lihatin bu Lisa ketimbang lihat buku. Bagiku, bu Lisa adalah cewek yang ideal. Tak terasa sudah bel istirahat sekaligus jam bu Lisa hari ini sudah selesai.

Bu Lisa : “Sebelum ibu keluar, ibu mau kasi tau kalo minggu depan ulangan bab 2. Ibu dipesan bu Farah.”

Anak-anak : “Yah kok baru diajar sebentar langsung ulangan sih? Bikin soal yang gampang ya bu.”

Bu Lisa : “Ya udah ibu bikin yang gampang. Tapi kalian semua harus dapat nilai bagus ya? Oke ibu keluar dulu. Selamat siang anak-anak.”

Anak-anak : “Asiik… ulangan nya dibikin gampang. Selamat siang bu.”

Sepulang sekolah aku langsung buka buku PKN. Aku belajar biar dapat nilai bagus dan demi bu Lisa aku belajar hehehe. Tidak seperti biasanya, aku sepulang sekolah selalu belajar, tak terkecuali PKN. Karena ada bu Lisa aku jadi semangat untuk dapat nilai bagus.

Seminggu kemudian, bu Lisa menepati janjinya untuk mengadakan ulangan. Bu Lisa membagi-bagikan soal ke setiap anak. Begitu aku menerima soal dan aku lihat, agak susah menurutku. Aku kerjakan nomor yang aku bisa. Sisanya yang aku enggak bisa aku lewatin dulu. Begitu aku lihat temanku yang lain sudah hampir selesai padahal waktu ulangan masih 40 menit lagi.

Terpaksa aku lihat jawaban temanku yang duduk di sebelahku. Kebetulan bu Lisa lagi keluar sebentar, jadi ada kesempatan buat aku untuk nyontek. Baru nyontek 2 nomor, tiba-tiba bu Lisa masuk ke kelas dan sempat lihat aku lagi nyontek, tapi bu Lisa tidak menegurku dan malah mengawasi anak yang lain. Sepertinya bu Lisa membiarkan saja dan pura-pura tidak tahu atas apa yang aku perbuat tadi, tapi apa urusanku.

Yang penting sekarang ada 4 nomor kosong lagi yang harus diisi. Aku jadi lebih berhati-hati dan lebih memperhatikan situasi. Setiap kali bu Lisa mengawasi anak lain aku langsung nyontek temenku. Tak terasa sudah bel. Aku langsung mengumpulkan jawabanku ke bu Lisa. Dan setelah semua anak mengumpulkan jawaban, bu Lisa mengucapkan selamat siang sambil keluar kelas.

Aku masih khawatir sama kejadian yang tadi. ‘Apa bu Lisa enggak marahin aku tapi nilaiku dibikin jelek nantinya? Ah sudahlah nunggu bu Lisa koreksi jawaban saja,’ pikirku. Dua hari setelah ulangan, bu Lisa masuk ke kelasku untuk membagikan hasil ulangan.

Anak yang dipanggil namanya langsung maju dan menerima hasil ulangan nya. Begitu namaku disebut, aku melihat nilai 6,5. Sebelum aku kembali ke tempat duduk, bu Lisa bilang, “nanti pulang sekolah kamu ke ruang guru ya. Ada yang mau ibu bicarain sama kamu.” Aku langsung deg-degan. Tapi aku sudah berusaha mencoba tenang dan tidak akan diomelin nanti.

Sepulang sekolah, aku langsung menghadap bu Lisa.

Bu Lisa : “Rendy, kok cuma kamu yang dapat nilai jelek? Padahal kan gampang itu ulangan nya.”

Rendy : “Saya udah belajar bu. Seminggu yang lalu pas ibu bilang mau ulangan saya langsung belajar PKN.”

Bu Lisa : “Walaupun begitu, kamu masih tetap kurang maksimal belajarnya. Gimana kalo ibu kasih kamu tambahan biar kamu dapat nilai bagus?”

Rendy : “Wah boleh tuh. Dimana bu?”

Bu Lisa : “Ini alamat rumah ibu. Kamu datang hari Minggu siang. Tapi jangan bilang siapa-siapa ya kalo kamu dapet tambahan,” memegang kedua tanganku sambil tersenyum.

Rendy : “Oke bu. Yang penting nilai saya jadi bagus.”

Aku langsung salaman sama bu Lisa dan bergegas pulang ke rumah. Alangkah senangnya aku hari ini, karena cuma aku yang dapat tambahan sama bu Lisa dan aku disenyumin bu Lisa. Bener-bener cantik. Aku jadi makin suka sama bu Lisa.

Dari pulang sekolah, aku senyum terus. Sampai-sampai pas di bis aku dilihatin sama ibu-ibu. Sampai rumah aku langsung mikirin bu Lisa terus.

Seandainya bu Lisa jadi pacarku, terus aku mikir ah engga mungkin itu. Daripada mikir yang enggak jelas terus mending belajar saja deh.

Hari Minggu jam 1 siang, aku pergi ke rumah bu Lisa. Rumahnya enggak begitu jauh. Sepuluh menit dari rumahku. Aku melihat rumah bu Lisa yang sederhana tapi bersih. Aku memencet bel 3x, bu Lisa keluar.

Bu Lisa : “Oh Rendy ibu kirain siapa. Ayo masuk, enggak dikunci kok.”

Aku langsung masuk begitu dipersilahkan. Bu Lisa memakai baju biru dengan rok hitam yang ketat. Aku jadi makin suka sama bu Lisa.

Bu Lisa : “Kamu mau minum apa?”

Rendy : “Enggak usah repot-repot bu. Apa aja boleh.”

Tak lama kemudian, bu Lisa membawakan aku air putih. Setelah aku meminum sedikit, bu Lisa langsung mengajariku bab 2. Aku jadi lebih mengerti kalau diajarin sama bu Lisa. Tak terasa sudah 2 jam belajar sama bu Lisa.

Rendy : “Bu makasih ya, saya jadi lebih ngerti kalo diajarin sama ibu. Saya pulang dulu ya.”

Bu Lisa : “Kamu jangan pulang dulu deh, masa cuma belajar? Oya kita ngobrolnya pake aku kamu aja. Nonton TV dulu aja.”

Rendy : “Ya udah terserah kamu aja deh.”

Akhirnya kami ke ruang tengah dan duduk di sofa sambil nonton TV. Tiba-tiba dia menyandarkan kepalanya di bahuku. Aku beranikan diriku untuk membelai rambutnya.

Lisa : “Aku ada hadiah buat kamu nih, tapi tutup mata dulu ya.”

Rendy : “Kenapa enggak langsung kasih aja?”

Lisa : “Kamu nih disuruh tutup mata tapi masih buka, ih bandel.”

Aku mengalah saja. Kututup mataku sambil bertanya-tanya dalam hatiku, apa yang mau dia kasih. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang lembut di bibirku, ketika aku membuka mataku, aku terkejut melihat guruku sendiri menciumku.

Aku menyedot lidahnya sambil kucium-cium bibirnya, lalu kuteruskan dengan mencium-cium daun telinga dia sambil berkata, “Aku sayang kamu.” Setelah daun telinga, kuterusi ke leher, kupegang-pegang leher bagian belakang dengan kedua tanganku sambil kucium-cium lehernya.

Dia begitu menikmatinya hingga matanya merem melek dan mendesah. Dari leher tanganku turun ke dada, kuremas-remas dadanya sambil kujilati putingnya. Desahan nya semakin kencang, kugigit pelan puting kiri nya, tangan nya sambil mengocok penisku.

Aku langsung ganti posisi 69. Aku bisa melihat dengan jelas memiaw Lisa… baunya harum dan segera kujilat, rasanya benar-benar enak. Pasti dia sering memelihara badan nya. Kumainkan lidahku di bagian klitoris dan labia mayora, sembari kumasukkan lidahku ke dalam liang vagina nya.

Erangan nya tambah kencang. Sedotan Lisa juga enak, seluruh batang penisku dilumatnya, benar-benar enak. Saking enaknya, tak terasa aku sudah dibuat keluar oleh Lisa.

Setelah aku mencapai kepuasan, kini gantian Lisa yang aku buat puas. Aku memasukkan jariku ke dalam lubang vagina nya sambil kujilat-jilati bibir vagina Lisa yang berwarna pink.

“Aahh… aku enggak tahan nih.”

Kupercepat gerakan tanganku ke dalam vagina nya sambil kupegang klitoris nya dan akhirnya dia orgasme juga. Orgasme nya benar-benar deras sampai membasahi muka ku dan sebagian ranjang nya.

“Rendy maafin aku ya, keluar sampai banyak gitu ngenain muka kamu.”

“Kalo kamu yang keluarin engga apa-apa,” aku langsung mencium bibir nya.

“Masukin ademu ke dalem marmutku dong… kepengen nih aku.”

Aku ambil posisi missionary, kumasukkan adekku dengan perlahan, masuk ke dalam vagina nya yang benar-benar sempit. Dia masih perawan, kumasukkan dengan perlahan penisku agar dia tidak kesakitan. Kupercepat sedikit, Lisa tampaknya meringis kesakitan, ku tak perdulikan erangan itu. Langsung ku masukkan seluruh penisku ke dalam vagina nya. Yeah aku mendapat perawan nya Lisa.

Dia tampak menangis kecil menahan kesakitan, langsung saja kucium untuk meredakan efek sakitnya. Aku mulai mempercepat permainanku. Ekspresi muka Lisa berubah, tadinya agak kesakitan sekarang berubah menjadi penuh nafsu.

Lisa makin menikmati permainanku, ditambah desahan nya makin kencang. Aku pikir penisku mengenai bagian g-spot nya. Kusodok penisku di bagian itu, tak lama Lisa pun mengalami orgasme yang kedua. Aku mengajak Lisa untuk ganti posisi WOT (Woman On Top).

Penisku perlahan dimasukkan ke dalam vagina nya… Bless, benar-benar nikmat, ditambah dengan otot vagina nya yang meremas penisku membuat kenikmatan nya bertambah. Dia terus mendesah keenakan, goyangan nya hot juga, padahal baru pertama kali merasakan. Enam menit kemudian, goyangan nya makin cepat. “Aahh aku mau keluar lagi nih…”

“Eeh jangan keluar dulu, barengan aja sama aku. Aku juga bentar lagi kok.”

Akhirnya kami keluar secara bersamaan. Sperma ku banyak keluar di dalam dan dia orgasme juga cukup banyak. Setelah kami “bertarung”, Lisa memeluk ku dan menciumku.

“Makasih ya sayang, kamu udah bikin aku ngerasain nikmatnya bercinta.”

“Ya sama-sama sayang. Ngomong-ngomong, kamu mau enggak jadi pacarku? Aku sayang banget sama kamu. Sejak pertama kali lihat kamu, mulai ada perasaan suka sama kamu. Aku selalu mikirin kamu terus di rumah. Aku juga dulu kepengen kamu jadi pacarku.”

Lisa terdiam sejenak.

Dia menitikkan air mata.

“Aku juga sayang sama kamu. Aku enggak mau kehilangan kamu.”

Kami berpelukan dan berciuman lagi. Tak terasa sudah jam 3 sore. Kemudian aku pamit sama Lisa untuk pulang. Hari-hari berikutnya berlangsung seperti biasa, tidak ada yang tahu tentang hubungan kami berdua. Sejak saat itu, kami mulai rajin bercinta setiap hari Minggu dan Sabtu.

Back to posts